Senin, 07 November 2022

Mengevaluasi virtual private server

Virtual Private Server (VPS) adalah sebuah tipe server yang menggunakan teknologi virtualisasi untuk membagi hardware server fisik menjadi beberapa server virtual yang di hosting di infrastruktur fisik yang sama. Di jaman dahulu, sistem administrator secara tradisional hanya memiliki satu server fisik dan hanya digunakan untuk satu tujuan saja. Sementara virtualisasi menawarkan kemudahan untuk meng-host beberapa server pada satu server fisik. Setiap server dapat memiliki tujuan mereka sendiri dan sistem operasi yang berbeda satu sama lain.


Hal ini dapat membantu mengimprovisasi tingkat fleksibilitas yang tersedia pada administrator sistem dalam hal pemilihan konfigurasi software yang dapat mereka jalankan. Selain itu, ini juga dapat memberikan keuntungan yang signifikan dalam hal skalabilitas dari daya pemrosesan (processing power), RAM, dan disk space dengan biaya yang lebih rendah daripada menggunakan hardware fisik tradisional.


 


Perbandingan Server VPS dengan Lainnya

Cloud Hosting

Server ini memungkinkan banyak pengguna berada pada satu server, sehingga akan ada dimana pengguna menggunakan resourse secara bergantian.

VPS Tradisional

Server VPS ini memungkinkan digunakan oleh satu pengguna saja, sehingga resourse dan kapasitas penggunaan sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan Anda.

Private Server

Layanan Private Server merupakan layanan VPS Hosting dengan sistem Manage yang tersedia versi SSD untuk kebutuhan Server VPS yang langsung dikontrol oleh tim IDCloudHost.

Dedicated Server

Server ini digunakan oleh banyak perusahaan besar dan startup untuk kebutuhan resource dan keamanan yang lebih besar untuk website dan aplikasi Tertentu dengan Data Center Indonesia.

VPS SAS

Server ini layaknya teknologi Dedicated Server dengan perpaduan SSD dan HDD yang sangat cocok untuk trafik tinggi dengan harga yang terjangkau.

VPS Pro

Server ini merupakan infrastruktur terbaik saat ini, mengusung teknologi HPE Nimble Storage Adaptive Flash Arrays akan membuat layanan Anda 100x lebih cepat dibandingkan vps lainnya.

Lebih cepat dan andal daripada server shared hosting.

Jaminan resource server, seperti memori atau processing power, sehingga fluktuasi pada resource yang tersedia berkurang bahkan tidak ada.

Masalah terkait website dan traffic yang terjadi di user lain tidak memengaruhi situs Anda.

Anda memperoleh akses superuser (root) ke server.

Privasi lebih terjamin sebagaimana file dan database tersimpan serta tersembunyi dari user server lain.

Layanan yang mudah di-scale. Seiring dengan bertumbuh dan berkembangnya website, Anda bisa dengan mudah mengupgrade resource server (RAM, CPU, disk space, bandwidth, dan lain-lain).

Kekurangan

Lebih mahal daripada shared hosting.

Mengharuskan Anda untuk memiliki pemahaman teknis yang lebih agar dapat mengelola server.

Pengaturan server yang salah akan berisiko tinggi terhadap keamanan.


2. Beberapa saat kemudian akan muncul pop-up yang memberikan penjelasan tentang penambahan fitur hyper-v pada server. Tools yang akan diinstal module dan GUI Management Tools.




3. Kalau sudah kita klik Next.




4. Penambahan fitur pada gambar ini lewatkan saja klik Next untuk melanjutkan.




5. Kita klik Next saja.




6. Virtual Switches kita Next.




7. Migration kita Next.




8. Kemudian kita folder yang data D lalu kita arahkan path nya.




9. Kalau sudah kita install.




10. Pilih tab tools kemudian pilih hyper-v manager untuk membuka awal virtualisasi.




11. Tampilan awal hyper-v yang dikembangkan untuk informasi memanage virtualisasi server. Virtualisasi bisa diartikan sebagai pembuatan suatu bentuk komputer fisik atau versi virtual dari sesuatu yang bersifat fisik, misalnya sistem operasi, perangkat storage/penyimpanan data atau sumber daya jaringan.




12. Virtual Switch terlebih dahulu create digunakan untuk mesin virtual pada host Hyper-V untuk berkomunikasi dengan komputer lain.




13. Type Virtual Switch ada 3 yakni External, Internal dan Private. Jika menggunakan virtual switch External maka bisa langsung terhubung dengan VM server berada diluar host dan sebaliknya. Internal adalah menghubungkan VM dengan VM pada server fisik yang sama dan sebaliknya. Sedangkan Private menghubungkan VM dengan VM pada server fisik yang sama.




14. Kasus kali ini kita membuat VM Switch External pilih koneksinya apakah menggunakan wireless atau LAN.




15. Muncul pop-up Pending changes may disrupt network connectivity yang menjelaskan akan ada perubahan penambahan interface network dan perubahan ip static berubah secara otomatis ke dalam virtual switch.




16. Verifikasinya dengan mengechek interface ethernet akan berpindah secara otomatis pada virtual switch hypre-v.




17. Create virtual switch sudah selesai selanjutnya membuat VM pada hyper-v. Klik kanan pada server hyper-v pilih new kemudian pilih virtual machine.




18. Sebelum instalasi VM ada dua pilihan yakni dengan klik langsung finish akan membuat satu VM baru. Sedangkan cara yang kedua yakni kita pilih custom pilih next.




19. Spesifikasi name dan lokasi tentukan OS mana yang akan dijadikan target VM. Misal disini saya mau install windows 10.




20. Selanjutnya pilih generasi virtual mesin yang akan di create. Disini pilih generasi 1 dan ini disesuaikan dengan setting biosnya. Sedangkan generasi kedua untuk hardware yang memiliki UEFI dengan support 64 bit.




21. Setting memory sesuai dengan server yang di pakai dalam hal ini 1 GB untuk instalasi windows 10.




22. Jendala networking pilih virtual switch yang sudah dipasang dengan memilih virtual switch external.




23. Virtual hardisk sesuaikan dengan yang diinginkan misalnya 100 GB lalu klik next.




24. Proses instalasi bisa berbagai cara, melalui vhd, kemudian file iso atau lewat flashdisk. Arahkan path file iso windows 10 yang akan diinstall seperti gambar dibawah ini.




25. Ringkasan dari VM tersebut dapat dichek seperti berikut ini, bahwa akan menginstal windows 10 pada hyper-v, kemudian generasi 1 dan paket file iso dilampirkan.




26. Periksa terlebih dahulu apakah hyper-v sudah running atau belum. Chek hardware terlebih dahulu. Dengan cara klik Start kemudian pilih Windows Administrative Tools sebelah kanan. Kemudian klik System Information.




27. Sistem informasi sudah terbuka pilih System Summary lalu chek Device Guard Virtualization sudah running atau belum. Pada gambar ini terlihat bahwa device sudah running. Bila tidak running perhatikan settingan di bios dan vtx sudah enable atau belum. Pada vmware ceklist hardware virtualization (sisi vps).




28. Pastikan bahwa Turn on Virtualization Based Security not configured. Ketik gpedit.msc kemudian pilih Administrative Templates, pilih System lalu klik Device Guard.




29. Selanjutnya aktifkan VM yang sudah dibuat dengan cara klik kanan pada virtual mesin kemudian pilih Connect.




30. Klik tombol start untuk memulai instalasi VM seperti gambar berikut ini.




31. Ketika kita sudah memulai instalasi maka proses akan berjalan. Tampilan awal Hyper-V akan muncul seperti gambar berikut ini.




32. Kebetulan windows 10 sudah selesai diinstal sekarang dicoba untuk windows server 2016 langsung membaca dari drive sesuai dengan system operasi yang dipakai.




33. Settingan nama windows 2016 sebenarnya file isonya diambil dari drive D. Berart yang terinstal nantinya adalah windows server 2016 dan penamaannya bukan windows 10 melainkan windows 2016.




34. Proses instalasi windows 10 dan windows server 2016 sudah selesai. Pastikan sudah running pada bagian state seperti gambar berikut ini.




35. Setelah proses kedua instalasi sudah selesai diinstal tampilkan bentuk login ke masing - masing instalasi. Berikut ini ketika dua Virtual Mesin sudah aktif dan prosesnya lagi running semua.




Cukup sekian dari saya semoga bermanfaat untuk kalian semua.

Wasalamu'alaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengevaluasi VPN server

 VPN Server A. Pengertian      VPN adalah singkatan dari “Virtual Private Network”, merupakan suatu koneksi antara satu jaringan dengan jari...